.

SELAMAT TAHUN BARU 2010 M

Friday, November 14, 2008

LASKAR PELANGI

Laskar Pelangi, buku persembahan Andrea Hirata, putra asli Belitong yang berhasil divisualisasikan secara apik oleh Riri Reza dan Mira Lesmana terbukti memikat perhatian publik. Dibuktikan dengan antrian panjang semua kalangan sejak peluncurannya pada 25 September lalu, baik tua, muda, remaja, dewasa, anak-anak sampai balita – yang belum bisa mencerna jalan ceritanya – pun ikut antri dalam gendongan orang tuanya.
Buku besutan mantan pegawai Telkom ini, menceritakan tentang masa kecil si penulis bersama-sama dengan sembilan teman lainnya, beserta Bu Muslimah, seorang guru SD Islam Muhammadiyah Gantong yang mempunyai kegigihan untuk bisa melihat anak-anak Belitong mendapat pendidikan, walaupun dengan prasarana yang sangat amat minim. Kita juga bisa melihat semangat Lintang – anak nelayan pesisir - untuk bisa bersekolah meski harus menempuh jarak yang sangat jauh, serta semangat Ikal -nama panggilan Andrea Hirata- dan teman-temannya.
Selain menampilkan semangat serta kerja keras yang diwarnai dengan keceriaan, kita dapat menyimak bagaimana kegigihan seorang Bu Mus harus diuji dengan kesedihan dan keragu-raguan saat kepulangan Pak Cik – selaku Kepala Sekolah yang bijak – ke hadirat Illahi, kesedihan Ikal dan sembilan temannya saat Lintang – murid pertama Bu Mus - yang dengan terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah serta bagaimana murungnya Ikal sejak kepergian Aling – bocah perempuan keturunan Cina yang ditaksirnya – ke Jakarta.
Dengan kondisi sekolah yang hampir rubuh, bersekolah tanpa seragam dan sepatu, tanpa buku pelajaran yang berharga mahal, ke sepuluh anak Belitong itu mampu meraih “pelangi”, seorang Ibu Guru dengan gaji sangat kecil tanpa mendapat tunjangan sepeser pun, harus mengajar semua mata pelajaran dan tetap bisa mengajar dengan penuh kesabaran, ketulusan, loyalitas serta dedikasi tinggi demi merubah nasib putra-putri asli Belitong agar tidak sekedar menjadi buruh PN Timah atau nelayan.
Suatu realita hidup yang berisi dengan semangat, kegigihan, kesedihan, rasa bahagia, gembira, air mata, kemenangan, loyalitas, kerja keras, kekecewaan, dan keragu-raguan. Apa yang disampaikan oleh film ini, adalah suatu hal sederhana yang tentunya semua manusia pernah merasakan meskipun dalam konteks yang berbeda. Tetapi kesederhanaan ceritanya, sarat dengan pelajaran yang sangat berharga, tidak hanya untuk kita sebagai orang dewasa, tapi juga untuk anak-anak kita.
Di era yang semuanya serba mahal, yang kebanyakan orang menilai segala sesuatunya dengan standard ukur materi serta nilai-nilai akademis, yang dengan begitu gampangnya mendapatkan sesuatu hanya untuk memuaskan ambisi pribadi, perkataan Pak Cik kiranya bisa memotivasi kita “Hiduplah untuk banyak-banyak memberi, bukan untuk banyak-banyak menerima.
Semoga di jaman sulit seperti sekarang, sosok guru sekaligus orang tua seperti Bu Mus, Pak Cik, masih bisa kita dapatkan pada diri para pendidik di negeri ini, tidak hanya di pelosok pedalaman tapi juga para guru di kota-kota besar, termasuk juga dalam diri kita selaku orang tua. Dan sekiranya masih boleh berharap, para petinggi Negara jangan hanya disibukkan oleh urusan mengeruk dan menghabiskan uang rakyat untuk kepentingan personal, tapi bisa berlomba-lomba menggunakan uang rakyat untuk pendidikan anak-anak kita, khususnya di daerah. Karena ternyata kondisi sekolah seperti yang ada dalam film ini, masih bisa kita temui di sekolah-sekolah lainnya di penjuru Tanah Air.
Dan, semoga saja masih ada sekolah yang menekankan materi pelajarannya pada keberhasilan pendidikan akhlakul karimah di diri para siswanya, tidak sekedar pada penilaian akademis, seperti ungkapan Pak Cik “Kepintaran dan Kecerdasan tidak dilihat dari nilai, tapi dari hati.”
Sebuah tontonan yang mampu membuka mata siapa saja yang rela antri menontonnya bahkan berulang kali membaca bukunya dan sangat memotivasi setiap penikmatnya, bahwa jangan takut untuk bermimpi dan berubah menjadi lebih baik, karena perubahan hanya bisa dimulai dari diri sendiri, tentunya dengan semangat serta kegigihan.

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia telah hilang
tanpa lelah sampai engkau meraihnya
laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa raih bintang di jiwa
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia
selamanya….
cinta kepada hidup memberikan senyuman abadi
walau ini kadang tak adil tapi cinta lengkapi kita
laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai jutaan mimpi di bumi
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia
selamanya…


[ 01 Nov 2008, diah a]

Iblis Terpaksa bertamu kepada Rasulullah SAW
(dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba - tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah, "Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk ? sebab kalian akan membutuhkanku. "
Rasulullah bersabda, "Tahukah kalian siapa yang memanggil ?" Kami menjawab, "Allah dan rasulNya yang lebih tahu." Beliau melanjutkan, "Itu iblis, laknat Allah bersamanya."
Umar bin Khattab berkata, "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah". Nabi menahannya, "Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat ? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."
Ibnu Abbas RA berkata, pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata, "Salam untukmu Muhammad,... . salam untukmu para hadirin..." Rasulullah SAW lalu menjawab, "Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu ?"
Iblis menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa." "Siapa yang memaksamu ?”Tanya Rasulullah SAW. "Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata,
"Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri, beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin."
Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

v Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis, "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"
Iblis segera menjawab, " Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."
"Siapa selanjutnya ?"
"Pemuda yang bertakwa yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT." "Lalu siapa lagi ?" lanjut Nabi Muhammad
"Orang Aliim dan wara' (Loyal)"
" Lalu siapa lagi?"
"Orang yang selalu bersuci, seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain."
" apa tanda kesabarannya ?"
" Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, maka Allah akan memberinya pahala."
" Selanjutnya apa ?"
" Orang kaya yang bersyukur."
"apa tanda kesyukurannya ?"
"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya ."
"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"
"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."
"Umar bin Khattab?"

"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur. "
"Usman bin Affan?"
"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya ."
"Ali bin Abi Thalib?"
" Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu." (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

v Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?"
"aku merasa panas dingin dan gemetar. "
" Kenapa ?"
"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat."
"Jika seorang umatku berpuasa ?"
"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka ."
" Jika ia berhaji ?"
" Aku seperti orang gila. "
" Jika ia membaca al-Quran ?"
" Aku merasa meleleh laksana timah diatas api."
" Jika ia bersedekah ?"
" Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji." "Mengapa bisa begitu ?” "sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya."
" Apa yang dapat mematahkan pinggangmu ?" " suara kuda perang di jalan Allah."
" Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?"
" Taubat orang yang bertaubat."
" Apa yang dapat membakar hatimu?"
" Istighfar di waktu siang dan malam."
" Apa yang dapat mencoreng wajahmu ?" " sedekah yang diam - diam. "
"Apa yang dapat menusuk matamu ?" "Shalat fajar."
"Apa yang dapat memukul kepalamu? "
"Shalat berjamaah ."
"Apa yang paling mengganggumu?"
"Majelis para ulama."
" Bagaimana cara makanmu ?" " dengan tangan kiri dan jariku ." " Dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?" "di bawah kuku manusia."

v Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis?" " Pemakan riba." "Siapa sahabatmu?" " Pezina. "
"Siapa teman tidurmu?" " Pemabuk.." "Siapa tamumu? " "Pencuri." "Siapa utusanmu?" "Tukang sihir."
"Apa yang membuatmu gembira?" "Bersumpah dengan cerai." " Siapa kekasihmu? " " Orang yang meninggalkan shalat Jumat "
"Siapa manusia yang paling membahagiakanmu? " "Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja."




v Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu."
Iblis segera menimpali, " Tidak , tidak... tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir.. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas."
"Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?"
"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku."

v Iblis Dibantu oleh 70.000 anak - anaknya

Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama, sebagian untuk menggangu anak - anak muda, sebagian untuk menganggu orang - orang tua, sebagian untuk menggangu wanta - wanita tua, dan para Zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah. aku juga punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia lain, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya. Syaithan juga berkata, "keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.
Anak - anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad ? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.

v Cara Iblis Menggoda

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar - benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku.
Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. .. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. sebab barang siapa membiasakan dengan kata - kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anaknya adalah hasil perzinahan dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', iapun menoleh. pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'shalatmu tidak sah' Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras. jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan ia pun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedangkan aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padanya, 'kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.' Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?"

v 10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT

"Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?" Tanya Nabi Muhammad SAW. "10 macam", jawab iblis.
"Apa saja?" "aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, "….Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaithan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS Al-Israa’ {17} :64)
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung kepada Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku. Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah berfirman, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaithan dan syaithan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al-Israa’ {17} : 27)
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, "silakan", aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.
Iblis berkata, "Wahai Muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda. jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat , "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih paham. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. KeputusanNya telah ditetapkan sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka." (QS Huud {11} :118 - 119). Dan juga membaca, "….Dan sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-Ahzab {33} : 38)
Iblis lalu berkata: " Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk - mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong."








[3 Nov 2008, diah a]

CLARITY OF UNDERSTANDING


Bila kita tidak membebaskan pikiran kita, kita tidak mungkin mencapai pengertian yang sebenarnya
Maka pantaslah bila kita menemukan lebih banyak orang yang tidak mengerti, bahkan terhadap hal-hal yang paling sederhana yang bisa memperbaiki kualitas hidup mereka
Mungkin mereka memperburuk suasana di sumur pikiran mereka, dengan membiarkan kekhawatiran, kedengkian dan nafsu berkembang besar, kuat serta menentukan bentuk dan juga warna dari kata-kata yang boleh mereka dengar
Itu sebabnya….
Kita harus membebaskan pikiran kita dari semua hal yang tidak baik, agar hanya kebaikanlah yang tersisa dalam pikiran kita
Dan bila hanya kebaikan yang mengisi pikiran kita….
Maka baiklah pengertian kita


[3 Nov 2008, diah a]

Thursday, November 6, 2008

Allah Hanya Memanggil Kita 3 x

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Makkah,
Aku bertanya pada Ibu. Ibu adalah pemilik Maknah Tour &
Travel dimana aku bergabung untuk Umrah setahun yang lalu.
“Ibu, ada cerita apa yang menarik dari Umrah ?” (Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah).
Dan Ibu, memberikan tausyiahnya. Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makkah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah.
Ibu berkata," Aisyah…. Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup" Keningku berkerut....” Sedikit sekali Allah memanggil kita..?” Ibu tersenyum. “Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?” Aku menggelengkan kepala.
Panggilan pertama adalah " Azan ", ujar Ibu. Itu adalah panggilan Allah yang pertama.
Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, Dia "tidak cepat marah" akan sikap kita.
Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti.
Aku tertunduk, mataku berkaca-kaca. Terbayang ketika aku masih melambatkan sholat karena meeting-lah,
telpon-an lah, lagi asyik ngobrol-lah, dan lain lain. Masya Allah.......
Ibu melanjutkan,” Panggilan yang kedua adalah panggilan "Umrah/Haji."
Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil
hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya
bergiliran. Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain.
Jalannya bermacam-macam.
Yang tidak punya uang menjadi
punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik / Umrotan', sesungguhnya
kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua. Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali.
Allah berkata, “Laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu”.
Mataku semakin berkaca-kaca. Subhanallah......aku datang
menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang aku
bayangkan. Alhamdulillah...
“Dan panggilan ke-3”, lanjut Ibu adalah kematian. Panggilan yang kita jawab dengan amal kita.
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu, manfaatkan waktumu sebaik-baiknya.
Jawablah tiga panggilan
Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah....
Insya Allah surga adalah balasannya.
Mataku semakin basah dan di dalam Masjid Nabawi, aku sujud bertaubat pada Illahi karena kelalaianku dalam menjawab panggilanNya. Kala itu hati ini
makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat menyala-nyala, aku mengenakan baju Ihram dan
berniat…Aku menjawab panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam.




[3 Nov 2008, diah a]

Wednesday, November 5, 2008

BILA AL QUR’AN BISA BICARA…..


Waktu engkau masih anak-anak, kau bagaikan sahabat sejatiku
Dengan wudhu….aku kau sentuh dalam keadaan suci
Kau pegang aku, kau junjung dan kau pelajari
Engkau baca aku dengan suara lirih, ataupun keras setiap hari
Setelah selesai, engkau pun menciumku mesra

Sekarang…engkau telah beranjak dewasa
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi denganku
Apakah aku bacaan usang yang hanya tinggal sejarah
Menurutmu aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau…..
Menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji
saja ??

Sekarang….aku engkau simpan rapi hingga tak jarang
kau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah kau anggap hanya sebagai penghias rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin, agar engkau di
anggap bertaqwa
Atau kau jadikan aku penangkal hantu. sihir dan syetan

Kini….aku lebih banyak tersingkir
Dibiarkan dalam kesendirian, dalam kesepian,
Di atas lemari, di dalam laci, engkau tenggelamkanku

Dulu, pagi-pagi, surah-surah yang ada padaku, engkau baca beberapa halaman
Sore harinya, aku engkau baca beramai-ramai dengan temanmu di mushalla
Sekarang, pagi-pagi, sambil minum kopi, engkau baca koran pagi atau menonton
berita TV

Waktu senggang, engkau selalu membaca buku karangan
manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat Allah Yang Maha Pandai
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan

Waktu berangkat kerja pun, kadang engkau lupa membaca pembuka surahku (Basmallah)
Di tengah macetnya perjalanan, engkau lebih asyik mendengarkan musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku, di laci mobilmu
Sepanjang padatnya lalu lintas, radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu, kalau itu bukan stasiun radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu, tidak ada aku untuk kau baca sebelum
kau mulai semua tugasmu
Di komputermu, kau putar musik kegemaranmu
Jarang sekali, engkau biarkan ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang berisi ayat-ayatku pun sering kau
abaikan
Yaaa, kini kau terlalu disibukkan dengan urusan
duniawi
Kini…engkau benar-benar melupakanku

Bila malam tiba, engkau betah berjam-jam di depan TV menonton Liga Italia, Film,
Musik atau Sinetron
Di depan komputer, engkau tahan duduk berjam-jam sekedar membaca berita murahan
dan gambar sampah

Waktu pun cepat berlalu…..
Aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Debu berlapis abu menyelimutiku
Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itu pun hanya beberapa lembar dengan suara dan lafadz yang
tidak semerdu dulu
Kini engkau terbata-bata setiap membacaku

Apakah Koran, TV, Radio, Majalah dapat menolongmu ?
Bila engkau sendiri di alam kubur, menunggu kiamat
tiba, engkau akan diperiksa oleh Malaikat
dan hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada
padaku engkau dapat selamat melaluinya

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu
Setiap saat berlalu, kuranglah jatah umurmu
Dan kelak, kubur menunggu kedatanganmu
Engkau pasti kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu apabila
Malaikat maut mengetuk pintu rumahmu

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati
Di kuburmu nanti, aku akan datang sebagai pemuda yang
gagah nan tampan yang akan membantu engkau membela diri
Bukan Koran yang engkau baca, yang akan membantumu
dalam perjalanan di alam akhirat

Tapi akulah “Al Qur’an” kitab sucimu, yang akan selalu
menemani, mendampingi dan melindungimu
Peganglah aku lagi,
Bacalah aku kembali setiap hari
Karena….
Ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad SAW

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu
Dan putarlah kaset yang ada ayatku dalam tape mobilmu
Letakkan aku selalu di atas meja kerjamu, agar setiap saat engkau
mengingat Tuhan Yang Memilikimu

Sentuhlah aku kembali
Baca dan pelajari aku lagi
Di kala datang dan perginya sang surya
Seperti dulu….dulu sekali…..
Waktu engkau masih kecil, lugu nan polos
Di surau kecil kampungmu yang damai

Jangan biarkan aku sendiri
Dalam bisu terbungkus sepi
Maha Benar Allah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana……..


October 17,2008
By Diah A.

Ternyata, IKHLAS Mempunyai Saudara Kembar

Kita sering mendengar kata ikhlas diucapkan orang. Misalnya sang dermawan berkata “ Saya menyerahkan sumbangan ini dengan ikhlas “. Anehnya, dia mengharapkan si penerima derma mau mencoblos tanda gambar dalam pemilihan Ketua RT minggu depan. Sang dermawan akhirnya merasa kesal ketika ia memperoleh suara lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah orang yang menerima derma darinya dalam hasil perhitungan suara

Kita gemar membawa-bawa kata ikhlas ketika melakukan suatu kebaikan untuk orang lain. Tetapi, hati kecil kita begitu mudahnya menggugat hanya karena orang yang kita tolong, sama sekali tidak mengucapkan terima kasih (baik dalam bentuk lisan maupun terima kasih dalam bentuk yang lain).

Lalu, diam-diam kita mencap orang tersebut sebagai “orang yang tak tahu berterima kasih”. Sebongkah kedongkolan ditambah dengan perasaan tidak dihormati, cukup membuat kita kapok untuk menolongnya lagi di kemudian hari.

Beberapa waktu lalu, ada kejadian aneh di daerah kami. Jalan menuju ke pemukiman kami rata-rata pada berlubang dan ketika saya melintas pagi itu, lubang-lubang itu masih menganga. Tapi di sore hari, jalan itu telah berubah menjadi mulus tak berlubang sedikit pun.

Di malam harinya, salah satu tokoh masyarakat kami mengaku menangis melihat kejadian itu. Si tokoh masyarakat ini terharu karena ada orang yang tak diketahui identitasnya telah memperbaiki jalan umum itu. Padahal,
para pengurus RT/RW yang saling bertetangga sudah sejak lama berembug
mengenai perbaikan jalan, tanpa keputusan yang berarti.

Kerumitan masalahnya ada pada ketidaksepakatan mengenai berapa uang yang harus disumbangkan oleh setiap rumah. Apakah para pensiunan harus membayar sejumlah yang sama? Apakah tidak sebaiknya orang yang mempunyai mobil lebih dari satu membayar iuran berlipat ganda? Dan seribu
satu “apakah” lainnya.

Tapi, saat itu jalan tersebut mendadak mulus hanya dalam
beberapa jam saja. Sementara tak seorangpun tahu siapa sang dermawan di balik ini semua. Pak tokoh masyarakat itu menangis karena disadarkan tentang betapa dirinya belum memiliki keikhlasan seperti si penderma misterius tersebut.

Dan pada malam itu, kami yang tengah berkumpul di forum rapat diingatkan juga bahwa betapa keikhlasan itu merupakan rahasia antara seseorang dengan Tuhannya. Karena, tidak ada yang mengetahui apakah kita sungguh-sungguh ikhlas atau sekedar berpura-pura ikhlas, kecuali diri kita
sendiri dan Sang Maha Mengetahui isi hati manusia.

Seperti halnya kita tidak bisa membohongi hati sendiri, kita tidak bisa
menyembunyikan sesuatu pun dihadapan Dia. Mulut kita bisa
mengatakan “saya ikhlas”. Tapi, jika sesungguhnya kita tidak benar-
benar ikhlas, maka hati kita dan Dia yang tahu segalanya.

Ketika kita sungguh-sungguh ikhlas, maka mulut tidak lagi tertarik
untuk mengatakannya. Mendingan mesam-mesem saja. Jika ikhlas, kita
tidak lagi pusing apakah seseorang berterimakasih atau tidak. Jika
ikhlas, tidak penting lagi apakah nama kita diumumkan atau tidak.
Jika ikhlas, yang kita harapkan adalah penerimaan Tuhan atas apa yang
kita lakukan, bukan penilaian manusia.
Dan jika demikian, mengapa
orang lain harus tahu apakah kita ini ikhlas atau tidak?

Namun, kadang-kadang kita menganggap bahwa ikhlas itu berarti tidak
mengharapkan imbalan apapun. Meskipun pada kenyataannya kita ikhlas
bekerja sehari-hari hanya jika digaji. Kalau kita tidak digaji, mana
bisa ikhlas bekerja seperti ini? Persis seperti jawaban yang
disampaikan oleh seorang murid ketika Sang Guru bertanya, "Menurut
pendapatmu, ikhlas itu apa?" Jawab si Murid, "Ikhlas berarti kita
melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan atas apa yang telah kita
perbuat.
"

"Seperti apa misalnya?" lanjut Sang Guru. "Maaf, guru." kata si Murid, "Seperti ketika Guru buang hajat," lanjutnya. "Setelah semua urusan Guru di toilet selesai, Guru tidak pernah ingin lagi melihat kedalamnya. Guru langsung membilasnya. Dan Guru tidak ingin mengingat-ingatnya."
"Oh, begitu ya?" kata Sang Guru sambil manggut-manggut. Si Murid yang
merasa dirinya telah memberikan jawaban sempurna berbangga
hati. "Kalau begitu…." lanjut Sang Guru. "Di dunia ini tidak akan ada
satupun manusia yang benar-benar ikhlas." Sekarang sang Murid
terperanjat.

Seperti mengerti kegundahan dihati muridnya, Sang Guru
melanjutkan. "Menurut pendapatku, ikhlas itu berarti menerima hukum
Tuhan apa adanya. Dengan kata lain, bersedia menerima apapun yang
digariskan Tuhan untuk mengatur alam semesta ini." Agak geli
mendengar nasihat Sang Guru, si Murid berkata, "Guru, itu adalah arti
kata taat. Bukan ikhlas."

"Benar sekali," potong Sang Guru. "Karena, keikhlasan itu saudara
kembar dari ketaatan
. Seperti Wiro Sableng murid Sinto Gendheng”.
Sang Murid garuk-garuk kepala ketika Sang Guru berujar, "Orang-orang
yang taat, secara tulus ikhlas menerima hukum Tuhan apapun adanya
itu
." Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa tidak termasuk taat orang-
orang yang menolak keputusan Tuhan. Misalnya, Tuhan sudah memutuskan
bahwa setiap perbuatan ada imbalannya. Perbuatan buruk imbalannya
keburukan juga. Itu yang kemudian kita sebut sebagai dosa. Sedangkan
perbuatan baik imbalannya kebaikan juga. Yang biasa kita sebut
sebagai pahala.

Tidak ada perbuatan manusia yang luput dari
pengamatan Sang Maha Melihat. Dia mencatat dengan seksama, dan
menghisabkan perhitungan sesuai dengan baik atau buruk perbuatan seorang hambaNya. Itu adalah hukum yang dibuat oleh Tuhan.

Dan, seorang hamba yang ikhlas pasti mentaati hukum itu. Sehingga, dia sungguh takut berbuat keburukan karena imbalannya yang berupa keburukan pula. Begitu juga sebaliknya, dia begitu bersemangat dalam berbuat kebajikan, karena dia sungguh merindukan kebaikan dari sisi Tuhannya.

"Guru," kata si Murid. "Bukankah lebih baik jika kita tidak
mengharapkan imbalan dari Tuhan?" Sang Guru menjawab, "Itu betul,"
katanya. "Jika, kamu benar-benar tidak mengharapkan imbalan dari
Tuhanmu." lanjutnya. "Tapi, jika tidak, maka Tuhan tetap tahu apa
yang terucap dihatimu." Setelah itu, Sang Guru mengatakan bahwa Tuhan
itu sangat senang jika hamba-hambaNya yang baik menggantungkan beribu
harapan kepadaNya.
Itulah mengapa Dia disebut sebagai Sang Tempat Menggantungkan Harapan.

Seorang hamba yang yakin dan takut saat berbuat keburukan, namun penuh harap dengan banyak-banyak berbuat kebajikan disebut sebagai hamba yang tawazun. Artinya, seimbang. Si hamba tidak berat sebelah, ia tidak hanya yakin bahwa Tuhan akan membalas keburukan dengan keburukan. Melainkan juga yakin bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan disisiNya. Dan sungguh, Tuhan sangat menyukai orang-orang yang seperti itu.

Maukah kita membuat Tuhan suka?

….padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan (QS Al Lail [92] : 19-21)

October 26, 2008

By Diah A.