.

SELAMAT TAHUN BARU 2010 M

Tuesday, March 31, 2009

Dunia Tak Lagi Aman Untukmu …..Nak

“Rriiing…ringgg…rrriiiiingggg” suara handphone di pagi menjelang siang, memecah keheninganku yang sedari tadi asyik ber-face book ria. Suara perempuan di seberang sana terdengar berat dan sedikit menahan isak tangis, “Di….anakku korban pedofilia”. Itulah kalimat pertama yang keluar dari bibir sahabatku.

“Apaaaa……” teriakku seolah tak percaya dengan apa yang diucapkannya. Sontak kutinggalkan komputer tercinta dan melangkah menuju sofa dengan langkah gemetar. Lalu mengalirlah cerita dari si ibu yang dari awal hingga akhir pembicaraan, tidak sanggup menahan tangisnya.

Putra kedua, berusia sebelas tahun, duduk di kelas lima sekolah dasar ternyata telah mengalami kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru laki-laki. Hal ini telah berlangsung selama dua tahun, semenjak si anak berada di kelas tiga. Selain anak sahabatku, ternyata ada banyak anak lain yang menjadi korban pedofilia, dari siswa kelas dua sampai kelas lima.

Siswa laki-laki itu menerima perlakuan yang tak pantas dari seorang guru, yang seharusnya menjadi “orang tua” mereka saat berada di sekolah. Tingkat pelecehan seksual yang dialami para murid pria pun beragam, ada yang “sekedar” disentuh alat vitalnya sampai yang terberat (maaf, saya tidak bisa mencantumkannya karena terlalu vulgar dari sudut tata bahasa). Tempat kejadiannya pun di area sekolah bahkan pernah di mushollah (rumah Allah yang seharusnya dijaga kesuciannya), saat jam istirahat atau di saat pulang sekolah, dimana si anak sedang menunggu jemputan.

“Lalu kenapa baru terungkap sekarang ? Trus bisa ketahuannya gimana, pasti ada yang berubah kan dari sikap atau sifat anakmu ?” tanyaku tak habis pikir…..
“Selama ini mereka diancam oleh pak guru itu, sampai beberapa minggu yang lalu, aku memergoki si kakak sedang onani. Mana ada sih anak sebelas tahun paham masalah beginian, “ curhat sahabatku geram. Dan, proses investigasi pun dimulai, dengan penuh kasih sayang serta kelembutan seorang ayah dan ibu, akhirnya semua perilaku menyimpang dari bapak guru yang telah berkeluarga tersebut terungkap.

Astaghfirullah……Tak henti-hentinya istighfar saya lisankan setiap kali teringat cerita sang sahabat. Apa yang terlintas di benak kita setelah membaca tulisan di atas ataupun setelah mendengar cerita tentang pedofilia yang korbannya pasti anak-anak ? Turut bersimpati, stress, shock, geram, marah, khawatir bahkan takut jika permata hati kita menjadi korban pelecehan seksual (na’udzu billah mindzalik) atau mungkin acuh tak acuh, bukan anak kita ini kok.

Apapun yang kita pikirkan dan rasakan, jika kejahatan dalam hal ini kejahatan seksual terjadi di lingkungan sekitar kita, menimpa orang-orang terdekat walaupun tidak memiliki hubungan darah dengan kita, pastinya membuat kita prihatin.
Bagaimana tidak membuat miris, jika pelaku adalah seorang guru yang sudah seharusnya “digugu” dan “ditiru” di dalam setiap tindak tanduknya.
Guru adalah “orang tua kedua” bagi anak-anak, di saat kita mengantar dan menitipkan si buah hati disertai iringan doa agar mendapatkan ilmu yang Insyaallah mengantarkan mereka menjadi “khalifah” dan penghuni surga, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka malah memperoleh perlakuan tidak senonoh dari seseorang yang selama ini disegani, diteladani dan yang selama ini mendapat jabat tangan penuh cium hormat dari para “manusia mungil”.

Orang tua mana yang tidak remuk redam perasaannya, melihat masa depan anak-anaknya telah dirusak oleh seorang pendidik yang pikirannya terasuki oleh setan. Apa yang telah diperbuat oleh bapak guru itu pasti memberikan trauma yang berkepanjangan dan membekas, sulit terbuang dari tiap diri anak-anak yang menjadi korbannya.
Apakah kita masih menutup mata dan telinga dengan adanya peristiwa ini dan peristiwa-peristiwa lain yang serupa ? Ataukah kita malah menyalahkan orang tua korban yang tidak bisa menjaga anak-anaknya ?
Apapun itu, setiap tindak kejahatan yang menjadikan buah hati sebagai korban, sebisa mungkin membuka mata hati kita, bahwa sebagai orang tua dituntut untuk selalu berupaya meng-upgrade diri dengan berbagai ilmu, baik dari ilmu psikologi, tumbuh kembang anak sampai yang paling penting tentunya adalah ilmu agama.

Kita diwajibkan lebih peka terhadap perilaku anak dan perubahan-perubahan emosionalnya, termasuk juga dalam menyikapi sejumlah pertanyaan kritis dari sang bocah. Jika ada sebagian orang tua yang masih menganggap tabu tentang pendidikan seks sejak dini, atau bahkan ada orang tua yang marah saat anaknya bertanya suatu hal yang berkaitan dengan seks, seyogyanya mulai saat ini para orang tua mau belajar berpikir luas agar tidak memiliki definisi yang sempit tentang seks.
Penting untuk membekali anak-anak kita dengan pengetahuan seks, karena seks tidak sekedar memiliki artian suatu hubungan intim, tapi lebih luas dari itu. Tentunya sex education yang disampaikan kepada anak-anak menggunakan “bahasa” yang mudah dicerna oleh jalan pikiran mereka dan harus dikaitkan serta dikunci dengan ajaran-ajaran agama yang telah ditetapkan dalam kitab suci kita, Al Quran.
Selain itu, komunikasi dua arah yang sarat dengan keterbukaan antara anak dan orang tua mutlak ditanamkan dalam keseharian.

Bagi para korban dan orang tuanya, juga tak perlu malu atau takut untuk berbagi “beban” dengan orang lain karena ini suatu pembelajaran berharga agar kita lebih waspada ternyata orang-orang terdekat dan yang selama ini dipercaya malah tega mendzalimi anak-anak yang tidak berdosa, dengan dalih karena mencintai dunia anak-anak dan ingin lebih dekat dengan mereka.

Upaya hukum juga wajib ditempuh agar pelaku kejahatan seksual menjadi jera dengan ancaman hukuman yang berat, jika selama ini para korban cenderung enggan melapor karena malu, akan menguntungkan pelaku dan kasus pedofilia akan kembali terulang.

Tak bisa dipungkiri, kemajuan jaman membuat para penghuni bumi terkikis moral dan akhlaknya bagi mereka yang gampang tergoyahkan iman serta ketakwaannya, membuat manusia tak lagi merasa khauf (takut), bahwa suatu hari nanti akan dimintakan pertanggung jawaban dari setiap perilakunya di hadapan Dzat Yang Maha Kuasa.
Tuanya dunia membuat tak ada lagi tempat yang aman bagi anak-anak kita, mahluk kecil yang masih putih bak sehelai kertas. Akankah seorang dewasa dengan “jabatan mulia” tega menorehkan tinta hitam di atas kertas bersih putih itu bahkan mencabik-cabik merobeknya ? Hanya orang dewasa yang tak sadar akan keberadaan Allah Al ‘Aliim, yang senantiasa mengetahui segalanya.

Semoga di luar sana masih ada para “pahlawan tanpa tanda jasa” yang sebenar-benarnya dan pantas disebut “pahlawan”, dengan akhlakul karimah yang siap mendampingi, membimbing serta mengantar “khalifah mungil” kita menjadi manusia-manusia yang sholeh, sholihah dunia akhirat dengan ilmu yang dapat diamalkan di jalan Allah SWT. Amiin….

Lantas, jika semua cara telah kita lakukan dari pembekalan agama, pendidikan seks, keterbukaan komunikasi, cara apalagi yang bisa menghindarkan anak-anak tersayang kita dari kejahatan ? Pastinya memohonkan perlindungan kepada Allah As Salaam, Allah Al Mukmin Al Muhaimin untuk si permata hati.
“Ya Allah Ya Tuhanku….Aku mohon perlindungan untuk anakku dan anak-anak keturunannya di dalam pemeliharaanMu dari gangguan syetan yang terkutuk.”
Untuk sahabatku terkasih, tetaplah bersabar dan tumpahkan semua air mata duka dan amarahmu dalam bentangan sajadah saat bermunajat kepadaNya.
Bagi si pelaku, ingatlah bahwa azab Allah datang bukan tanpa sebab, peristiwa yang selalu berulang, saat dimana aturan Allah SWT tidak dihiraukan lagi, saat dimana seruan para Rasul Allah tidak ditaati lagi maka saat itu azab Allah akan segera datang.
Bagi seorang anak, tidak ada seorang pahlawan yang lebih agung daripada seorang dewasa yang berlutut membantunya dan berbisik “ketahuilah bahwa aku mencintaimu”. Anak tanpa pahlawan, sedikit sekali yang akan tumbuh menjadi pribadi dewasa yang bangga dan membanggakan (Mario Teguh).



31 March 2009, diah
www.mengikatmakna.wordpress.com
www.PenulisLepas.com



Thursday, March 26, 2009

Undangan

Don't miss it !!!!!!!!!!!!!

Bedah Buku DEADLY MIST oleh JERRY D. GRAY (author)






Tuesday, March 17, 2009

RESENSI BUKU


JEJAK BANGSA-BANGSA TERDAHULU
HARUN YAHYA
بسم اﷲ اﻠﺮ ﺣﻣﻦ ﺍﻟﺮ ﺣيم
Dzikra. Cetakan I, Maret 2004. Bandung. Ed Bhs Indonesia. x + 128 Halaman. 17,5 x 25 cm.

Allah SWT menurunkan firman-firmanNya melalui para nabi dan rasul yang telah ditetapkan, untuk menyampaikan risalah-risalah kepada umat manusia agar mereka beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan prilaku-prilaku jahiliyahnya. Namun hanya sedikit umat manusia yang mengindahkan, lebih banyak yang mengolok-olok para nabi dan rasul tersebut, bahkan seringkali mereka akan membunuhnya, sehingga mengundang kemurkaan Allah SWT. Oleh karena itu Allah SWT melakukan pemusnahan seketika dari kaum yang membangkang tersebut sebagai azab, selain itu juga sebagai peringatan bagi kaum sesudahnya yang mau mempelajari Al-Qur’an disertai fakta sisa-sisa peninggalannya dan memahami maknanya.
Pada buku jejak bangsa-bangsa terdahulu yang ditulis oleh Adnan Oktar, membahas ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kehancuran bangsa-bangsa (kaum) yang tidak mau beriman kepada Allah SWT dengan disertai fakta sisa-sisa peninggalannya. Namun siapakah Adnan Oktar (Adnan Hoca) sang penulis buku ini?, nama tersebut mungkin belum familiar, tetapi siapa yang tidak kenal dengan Harun Yahya? rasanya setiap pecinta buku mengenal dia. Benar, Harun Yahya adalah nama pena dari Adnan Oktar yang lahir pada tahun 1956 di Ankara-Turki. Ia menjadi kontroversial oleh karena keberaniannya memerangi ide dan pemikiran tentang “Teori Evolusi” Charles Darwin yang menurutnya menyalahi hakikat penciptaan manusia. Lebih dari 100 buku yang telah ia tulis dan topik-topiknya berkenaan dengan keyakinan yang dijelaskan dari sudut pandang AL-Qur’an. Keunikan dalam karya-karyanya, yakni pada setiap sampul bukunya selalu mencantumkan stempel yang bermakna simbolis yaitu mewakili Al-Qur’an sebagai Kitabullah terakhir dan Nabi Muhammad sebagai penutup segala nabi.
Dikatakan bahwa apabila sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba oleh karena terjadi bencana alam, maka jejak-jejak peradaban ini sering ditemukan dalam keadaan utuh. Dan peristiwa banjir Nuh, ternyata telah mengakhiri suatu peradaban seluruhnya di wilayah tersebut dengan seketika, sehingga menyebabkan lahirnya peradaban baru, hal ini terungkap setelah diketemukannya bukti-bukti arkeologis dua masa peradaban yang sangat berbeda dalam satu wilayah di padang pasir antara Bagdad dan Teluk Persia oleh Leonard Woolley. Penemuan tersebut diyakini sebagai akibat dari banjir bandang (QS.Al-Qamar:11-13) yang terjadi pada masa Nabi Nuh (3000-2500 SM), dan azab yang sama, yakni banjir besar Arim (QS.Saba’:15-17) juga menimpa Kaum Saba’ karena tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT atas kemakmuran negerinya ( 542 M).
Di dalam perjanjian lama disebutkan tempat tinggal kaum Nabi Luth (1800 SM) adalah kota Sodom, dan pada kajian arkeologis terungkap bahwa kota tersebut berada di wilayah Laut Mati yang terbentang memanjang diantara perbatasan Israel dan Yordania. Kaum ini dimusnahkan seketika oleh Allah SWT dengan bencana gempa bumi dahsyat yang sangat mengerikan, oleh karena mereka melakukan praktek prilaku seksual yang menyimpang/sodomi (QS.Huud:82-83). Dan pada Kaum ‘Ad dan Ubar yang hidup di jaman Nabi Hud (1300 SM) dibinasakan dengan angin kencang yang sangat dingin selama 8 hari 7 malam (QS.Al-Haaqqah:6-8). Sedangkan kaum Nabi Musa (1300 SM) yakni Fir’aun dan rombongannya ditenggelamkan di Laut Merah (QS.Al-A’raaf:136). Begitu pula yang terjadi pada kaum Nabi Shaleh (800 SM) yaitu Kaum Tsamud dihancurkan dengan petir yang menggelegar membahana (QS.Huud:67-68).
Semua kaum yang mengalami kemerosotan moral dan kesesatan tersebut telah dibinasakan Allah SWT melalui berbagai bencana alam, seperti gempa bumi, badai, banjir yang sangat dahsyat, dan sebagainya (QS.Al-‘Ankabuut:40), dan dengan disertai bukti-bukti arkeologis (QS.Huud:100-101) yang artinya “itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang KAMI ceritakan kepadamu (Muhammad), diantara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan KAMI tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah SWT, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka”.
Peristiwanya memang telah ribuan tahun berlalu, dan telah pula terjadi berbagai perubahan peradaban, baik lokasi, prilaku maupun teknologinya, namun tidak banyak yang berubah dalam struktur sosial dan sistem dari orang-orang yang tidak beriman. Di jaman apapun dalam suatu masyarakat selalu ada orang-orang yang memiliki semua maupun sebagian sifat buruk dari kaum-kaum yang digambarkan di dalam Al Qur’an, namun perbedaan jaman tidak memberi pengaruh apapun untuk menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT, kecuali iman dan taqwanya. Jika dihubungkan dengan banyaknya peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi di Negara kita (bahkan di banyak Negara lainnya) akhir-akhir ini, membuat kita bertafakur “apakah ini suatu azab, karena telah begitu banyak aktivitas-aktivitas yang kita lakukan pada masa sekarang ini yang menunjukan kemerosotan moral serta kesesatan, dan dilakukannya dengan sadar serta tanpa rasa malu maupun rasa takut kepada Allah SWT?” jawabannya tentu ada di dalam hati nurani kita masing-masing, karena hati nurani akan selalu berkata jujur tanpa manupulasi. Semoga kita tidak termasuk dalam kaum yang menzalimi diri sendiri.
Mempelajari fakta-fakta arkeologis dan sejarah dari bangsa-bangsa terdahulu, baik itu yang durhaka maupun yang beriman kepada Allah SWT, yang disajikan di dalam buku ini dengan kebenaran yang terkandung didalamnya dan sudah tentu tidak dapat disangkal, maka akan membuka mata hati kita untuk lebih mengimani kandungan Al-Qur’an dengan intensitas pemahaman yang lebih berkualitas. AMIN.

SEMOGA BERMANFAAT.
Suzy – VNI 3 KN 9/18

Tuesday, March 10, 2009

UNDANGAN

Jangan lewatkan bedah buku "DEADLY MIST" by JERRY D. GRAY (Author)







Thursday, March 5, 2009

Berburu Biawak


Secara kemarin ada biawak masuk garasi rumah ..perlu dibahas nih tentang biawak ini. soalnya udah kasus kedua nih dalam minggu ini, 4 hari sebelumnya di deket rumah pak ganes juga nongol...jangan2 ada banyak biawak menyerbu RT kita ih serem.........

Biawak adalah kadal besar yang masih satu keluarga dengan komodo. Sepintas sama, hanya bentuknya lebih kecil. Reptil ini biasa hidup di tepian sungai, danau atau rawa - rawa dan sejak ratusan bahkan ribuan tahun manusia memburunya.
Reptil ini sangat ganas dan agresif. Setiap pemburu pasti sudah pernah merasakan gigitan atau kibasan ekornya. Ada beberapa cara untuk menangkap biawak. Selain membuat perangkap atau yang biasa disebut kala, cara mengail seperti ini juga ampuh untuk menaklukannya. Umpan yang dipakai biasanya daging yang sudah mulai membusuk.
Kalo sudah ketangkap , memotongnya harus hati -hati, karena reptil ini sangat agresif. Para pemburu biasanya mengingkat bagian kaki, tangan dan mulutnya, karena bagian itu yang paling berbahaya, ada cara lain untuk melumpuhkannya, yakni dengan memasukan lidi sepanjang setengah meter ke dalam hidungnya.
Nah untuk dilingkungan RT kita nih cara nangkapnya gimana ya, atau kita fogging serluruh got..apa keluar tuh para biawak..atau kita pancing.......gimana nih......mengingat biawak ini cukup berbahaya..takutnya ngigit anak2 kita yg lagi pada main........atau kita panggil pawang biawak aja kali ya......saran ya bapak2 ibu2 ditunggu.....
@ich

Tuesday, March 3, 2009

ASPARTAME, Si Manis Yang Tak Manis

Aspartame atau yang lebih dikenal dengan pemanis buatan atau artificial sweetener, bukan lagi suatu kata yang asing di telinga kita bahkan mungkin kita telah sering mengkonsumsinya. Hanya saja sangat disayangkan ternyata masih banyak di antara kita yang belum mengetahui bahayanya.

Mengapa Aspartame berbahaya ? Si manis yang mematikan ini diproduksi oleh Monsanto yang ada di Amerika Serikat, ternyata di dalamnya mengandung zat beracun yaitu alkohol kayu. Jika suhu aspartame melebihi 30 derajat celcius (86 derajat F) maka alkohol kayu berubah formaldehyde yang kemudian menjadi formic acid (asam formik). Formaldehyde sendiri dimasukkan ke dalam kelas racun seperti Sianida dan Arsenik. Yang membedakannya adalah formaldehyde membunuh secara perlahan melalui berbagai macam penyakit syaraf, menyebabkan ketidak beraturan detak jantung, serta sebagai pemicu serangan pada syaraf otak.

Selama ini media melalui iklan selalu memberitakan bahwa gula itu tidak baik untuk kesehatan, memang benar tetapi apa yang orang-orang gunakan sebagai pengganti gula, itu lebih mematikan. Dan amat memprihatinkan jika selama ini pula, media kurang bahkan tidak pernah mengekspos bahaya-bahaya dari Aspartame.
Saat ini terdapat 5,000 (lima ribu) lebih produk di seluruh dunia yang mengandung Aspartame. Aspartame telah dipasarkan ke penjuru dunia melalui minuman, vitamin, obat-obatan farmasi, minuman suplemen dan permen. Hal ini menuntut kita sebagai konsumen untuk lebih teliti saat berbelanja makanan maupun minuman. Jika kita membaca label suatu produk dan tertera tulisan aspartame, atau Acesulfame-k, atau sunette, maka lebih baik kita tinggalkan produk tersebut. Dan jika ada produk yang mengklaim bahwa produk tersebut bebas gula atau sugar free, sudah pasti mengandung Aspartame, jangan ambil produk tersebut.

Aspartame juga dipasarkan sebagai salah satu produk diet, tapi ini sama sekali bukan produk untuk diet. Malah sebaliknya, berat badan akan bertambah karena kita kecanduan karbohidrat.
Berikut efek yang ditimbulkan oleh racun Aspartame :
1. Sakit perut
2. Asma
3. Kembung, bengkak-bengkak karena cairan tertahan
4. Masalah pengendalian gula darah (hypoglycemia atau hyperglycemia)
5. Kanker otak
6. Pengerasan pada otak dan sumsum tulang belakang
7. Rasa sakit saat buang air kecil
8. Sakit dada
9. Kelelahan yang kronis
10. Mati rasa atau kram pada kaki dan tangan
11. Diare
12. Pusing
13. Rasa haus atau lapar yang berlebihan
14. Rontoknya rambut
15. Bintik-bintik merah pada kulit (urticaria)
16. Rentan terhadap infeksi
17. Migren
18. Muntah-muntah
19. Hipertensi
20. Kehilangan daya ingat

Penyakit yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi Aspartame yaitu :
1. Lupus
2. Alzheimer
3. Arthritis
4. ADD dan ADHD
5. Cacat lahir
6. Sindrom kelelahan yang menahun
7. Diabetes dan komplikasi diabetes
8. Epilepsi
9. Fibromyalgia
10. Lime disease
11. Lymphoma
12. Multiple chemical sensitivities
13. Multiple sclerosis
14. Parkinson

Penting kiranya kita juga harus mengetahui nama lain dari Aspartame dan yang memiliki kaitan dengan Aspartame, seperti yang ada di bawah ini :
1. Acesulfame-k
2. Aspertame
3. Benevia
4. Canderel
5. Chuker
6. Crystal Light
7. Diet coke
8. Diet pepsi
9. Diet soda
10. Diet sprite
11. Ethics
12. Equal
13. Equal Measure
14. Kelcogel
15. Keltrol
16. Levn-Lite
17. Manugel
18. Misura
19. Monsanto
20. Nutrifos
21. Nutri sweet / Nutra sweet
22. Pepsi light
23. Pepsi max
24. Spoonful
25. Scientific fraud
26. Splenda
27. Sucralose
28. Stabil-9 Sugar
29. Stevia
30. Stevioside
31. Sunette
32. Sunnette
33. Sweet one
34. Sweeteners
35. Team Equal
36. Sweet & safe
37. Weight loss

Beberapa produk yang mengandung Aspartame antara lain :
1. Extra Joss (dalam bungkusnya tertulis mengandung Aspartame 0.06%
2. Cerebrovot Gold
3. Okky Jelly Drink
4. CDR
5. M-150
6. Hemaviton
7. Neo Hormoviton
8. Marimas
9. Hore
10. Fruitillo
11. Segar Sari
12. Pop Ice
13. Segar Dingin
14. Naturade Gold
15. Forty Plus
16. Aqua Splash of fruit
17. Sari Vit C

Daftar produk di atas, hanyalah sebagian kecil dari ribuan produk yang beredar luas di sekeliling kita yang mengandung Aspartame, diperlukan kepedulian serta ketelitian untuk selalu memeriksa label produk sebelum mengkonsumsinya.
Jika kita telah mengetahui sedikit banyak tentang si manis yang jahat ini, maka mulai sekarang berhentilah mengkonsumsinya dan semua produk yang mengandung Aspartame. Itu kalau kita menghargai kesehatan diri sendiri, keluarga serta orang-orang yang kita sayangi.



03 March 2009, diah
www.mengikatmakna.wordpress.com

Sunday, March 1, 2009

UNDANGAN

Jangan lewatkan Bedah Buku "DEADLY MIST" by JERRY D. GRAY (author)