.

SELAMAT TAHUN BARU 2010 M

Wednesday, January 14, 2009

Curahan hati seorang anak yang lahir, tumbuh dan berkembang di zaman ini, sebuah era yang dipenuhi dengan berbagai kemaksiatan serta kemunafikan, yang ditujukan bagi para ayah dan calon ayah. Insyaallah bisa bermanfaat….

Sebuah Resensi dari buku yang berjudul : Ya Abatii
Karya: Abu Hamzah 'Abdullathif Bin Hajis al-Ghamidy

Di Mana Engkau wahai Ayahku…?


Wahai Ayah…,
dengarkanlah suara hati dan dukaku ini. Ayah…, sejatinya kaulah penyebabnya. Di manakah engkau? Rumah yang engkau bina memanggilmu. Anak yang kau lalaikan mencarimu, dia ingin dekat denganmu. Pekerjaan…perusahaan…deadline…teman-temanmu…? Semua itu adalah musuh bebuyutanku, karena mereka telah merampasmu dari sisiku, menjauhkanmu dariku. Meski aku tahu bahwa engkau tidak bermaksud melakukannya, semua itu kau lakukan untuk aku dan saudara-saudaraku.

Tapi wahai ayahku, "Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak atas kamu yang harus kamu penuhi, jiwamu mempunyai hak atas kamu yang harus kamu penuhi, keluargamu mempunyai hak atas kamu yang harus kamu penuhi, dan anakmu juga mempunyai hak atas kamu yang harus kamu penuhi. Maka dari itu,berikanlah hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya." "Cukuplah bagi seseorang untuk mendapatkan dosa bahwa ia telahmenyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya."

Ayahku…,
kuingin rebahkan kepalaku di atas pangkuanmu, lalu aku utarakan kegundahan dan keluh kesahku kepadamu. Ingin aku tempelkan wajahku di atas telapak tanganmu, dan kuucapkan padamu kata cinta, kerinduan dan kesedihanku.
Kuingin tanganmu elus kepalaku, membimbingku, dan mendidikku. Kuingin engkau selalu ada di sisiku.
Tapi, dimanakah engkau wahai ayahku….?!!!

Diriku bukanlah yatim yang ditinggal mati orangtuanya. Tapi, yatim karena ditinggal orangtuanya yang selalu sibuk di luar rumah.
Ayahku, aku ucapkan terima kasih atas semua yang engkau curahkan, demi aku dan kebahagiaanku.
Engkau telah memberiku sebaik-baik pemberian, makanan, minuman pakaian dan kendaraan.
Engkau telah menempatkan aku di tempat yang paling aman nan indah.
Engkau telah memberikan ketenangan dan kesejahteraan sesuai kemampuanmu.
Tapi wahai ayahku, engkau telah melupakan dan melewatkan kebutuhan dan tuntutanku yang paling penting. Itulah tuntutan-tuntutan jiwa, hati, iman, dan segala hal yang akanmenuntunku dalam ketaqwaan.
Apakah engkau telah memenuhinya, sebagaimana engkau telah memenuhi hak-hak atas tubuhmu, pekerjaanmu, teman-temanmu itu?!

Wahai pelayan jasad,
seberapa banyak engkau membuatnya tenang. Kau ikuti nafsumu yang membuatmu merugi. Perhatikan jiwamu dan penuhi tuntutannya Karena manusia hidup sebab jiwanya, bukan jasadnya.

Wahai Ayahku,
aku ingin engkau pegang tanganku dan engkau ajak akumenghadiri majlis ilmu yang bisa menambah pengetahuan dan amal ibadahku…
Kapan engkau akan datang padaku sambil membawa kaset ceramah Islami yang bisa mengisi waktuku dan memperluas wawasanku?!
Kapan engkau akan berikan padaku buku-buku agama, engkau membimbingku dan terangi jalanku pada masa sekarang yang sarat dengan kegelapan, diliputi kepekatan maksiat dan syahwat?!
Kapan engkau akan rapatkan kakimu pada kakiku, pundakmu padapundakku, untuk menunaikan shalat berjamaah dalam rangka melaksanakan perintah Allah,
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikanshalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaha: 132).

"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkanuntuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang." (QS. An-Nur: 36).
Dan dalam rangka menunaikan Sunnah Rasulullah Saw., "Perintahkanlah shalat kepada anak ketika ia menginjak umur tujuhtahun, dan ketika ia menginjak umur sepuluh tahun, pukullah dia (jika tidak mau) melaksanakan shalat!"

Kapan engkau akan ajari aku untuk membaca dan menghafal Al-Qur'an?!
Kapan engkau mengajariku sunnah Nabi-Nya?!
Kapan juga engkau akan memberiku pemahaman dan teladan dalam agama?!
Para pemuda tumbuh berkembang di sisi kami sebagaimana kebiasaan ayahnya
Seorang pemuda tidak berbuat baik karena dugaan
Tapi ia berbuat baik atas dasar pengaruh kerabat-kerabatnya
Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah bertanya kepada setiap pemimpin atas apa yangdipimpinnya, apakah ia dijaga atau disia-siakannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang keluarganya."

Wahai ayahku…,
pernahkan engkau melihat seorang anak kecil yang terseret gelombang ombak laut tatkala ia dalam keadaan angkuh?! Atau setangkai bunga yang baru mekar kemudian diterjang badai yang dahsyat?!
Atau engkau pernah melihat seekor anak burung yang lemah dan patah sayapnya, yang menjadi santapan binatang buas yang rakus?!
Ayahku, aku lebih lemah daripada semua itu.
Gelora fitnah, syahwat, dan kegamangan selalu menyapaku setiap siang dan malam.

Mata tidak melihat kecuali kepada hal yang menariknya.
Telinga tidak mendengar kecuali kepada hal yang mengindahkannya.
Organ-organ tubuh tidak cenderung kecuali kepada hal yang memikatnya.Hati tidak merasa kecuali kepada hal yang merusaknya.
Akal tidak mengerti kecuali kepada hal yang menyesatkannya.

Wahai Ayahku…,
dunia yang sarat dengan maksiat telah menyambutku, iamengelilingiku dengan pagar dosa.
Angin syahwat telah berhembus, lalu menumbuhkan perbuatan maksiat kepada Allah.
Tidak ada saluran informasi yang aku temui kecuali membuat kerusakan,dan dihiasi dengan perbuatan dosa, yang akan menimbulkan bencana dan fitnah.

Wahai Ayahku…, mengapa engkau membiarkanku tenggelam dalam lautan syahwat, dan engkau tidak memberiku tali penyelamat, lalu engkau ingin agar aku menjadi seorang raja yang suci?! Mustahil…mustahil…!!!

Wahai Ayahku…aku tidak ingin melawanmu pada hari Kiamat, "(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'araa': 88).
Lalu aku akan disisimu pada hari Kiamat, hari penyesalan, dan akuberkata, "Ya Tuhanku, mintalah kepada ayahku pertanggungjawaban atas kezalimanku."
"Ya Allah, sungguh ia melihatku telah melakukan perbuatan dosa, tapiia tidak melarangku."
"Ya Allah, sungguh dia telah melihatku berpaling dari kebaikan, tapi ia tidak memberiku peringatan."
"Ya Allah, dia telah memfasilitasiku dengan hal-hal yang menyebabkan aku berbuat dosa, menghiasiku dengan kesalahan, dan melemparkan aku dalam api syahwat.

Telah hancur lebur imanku dan terbakar amalku, padahal Rasulullah Saw. pernah bersabda "Perumpamaan orang yang menolong kaumnya dalam kebatilan, bagaikan seekor onta yang mengenakan pakaian dan ia menyewa orang agar menariknya."
Wahai Ayahku…, sungguh aku adalah amanat bagimu, engkau akan dimintai pertanggungjawaban tentang aku kelak di hadapan Tuhanku dan Tuhanmu,
Rasulullah Saw. bersabda, "Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya, maka imam adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya, wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Pembantu adalah pemimpin di rumah majikannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yangdipimpinnya. Laki-laki adalah pemimpin dalam menjaga harta ayahnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Maka, setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya."

Ayahku, sibukkanlah aku dengan ketaatan kepada Allah agar aku tidak menyibukkan diriku dengan berbuat maksiat kepada-Nya.
Manfaatkanlah aku dalam hal-hal yang diridhai Allah agar aku tidak terjerumus dalam hal-hal yang Dia benci.
Manfaatkanlah aku dalam hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah agar aku tidak melakukan perbuatan yang Dia murkai. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6).

Ayahku,
berilah aku contoh baik agar aku berbakti kepadamu.
Janganlah mendzalimiku agar aku tidak mendurhakaimu.
Sebesar apapun amalmu, maka sebesar itu pula engkau menerima balasan.
Apa yang engkau tanam hari ini akan engkau tunai esok hari, danbarangsiapa ingin selamat, hendaklah ia melakukan hal-hal yang mengantarkannya pada keselamatan.
Engkau ingin selamat tapi engkau tidak berjalan di tempatnya
Sungguh kapal laut tidak akan berjalan di atas daratan.

Wahai ayahku…,
sungguh aku hidup dalam kebingungan dan pertentangan yang aneh.
Karena, engkau memerintahkan aku pada hal-hal yang engkau sendiritidak melakukannya, dan engkau larang aku dari hal-hal yang engkau sendiri melakukannya?!

Engkau ingin aku mengikuti ucapan atau perbuatanmu, sementara jarak antara keduanya bagaikan jauhnya Timur dan Barat?!
Engkau perintahkan aku jujur dan engkau anjurkan aku agarmelakukannya, dan engkau peringatkan aku dari perbuatan dusta serta melarangku agar tidak melakukannya!!!
Sementara, seringkali aku melihatmu melakukan apa yang engkau larang dan engkau peringatkan!!!
Ingatkah engkau wahai ayahku, tatkala ada seorang tamu mengetuk pintu dan mencarimu, lalu kau perintahkan aku agar berkata padanya: "Ayahku tidak ada".

Engkau biasakan lisanku membohongi mataku.
Engkau biasakan bibirku membicarakan hal-hal yang tidak diinginkan oleh hatiku dan dibenci oleh Tuhanku.
Engkau perintahkan aku agar memakan yang halal dan menjauhi yang haram, dan engkau menyampaikan kepadaku sabda Nabi saw., "Setiap tubuh yang tumbuh dari ( makanan / minuman) yang haram, maka api Neraka lebih berhak baginya."
Yang mengherankan wahai ayahku…, engkau malah menyuruhku untuk membelikan rokok untukmu
Engkau ingin aku belajar dan bicara sepertimu pada pagi hari, tapisore harinya aku melihatmu melakukan perbuatan yang bertentangandengan semua itu..!!
Lantas, apa yang mesti aku ikuti?!
Perintahmu atau perbuatanmu?! perkataanmu atau tindakanmu?! Ucapanmu atau sifatmu?!

Ayahku…,
perkenankan aku membisikkan ke telingamu firman Tuhanku danTuhanmu, "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (QS. Ash-Shaff: 2, 3).

Kau berikan resep obat pada pasienmu agar sehatTapi engkau sendiri sakit.
Mulailah dengan dirimu, laranglah ia dari perbuatan sesatJika ia mampu mencegahnya, maka engkau seorang bijak.
Di sana nasehatmu diterima Ilmumu diikuti dan menjadikan pengajaran yang manfaat.

Ayahku…,
tidakkah kau ingat pada sebagian orang yang pernah digambarkan Rasulullah saw. dalam sabdanya mengenai kondisi mereka kelak pada kiamat "Seseorang didatangkan pada hari Kiamat, lalu ia dilempar ke dalam Neraka, lalu usus lambungnya terhunus, dalam kondisi seperti itu ia berputar-putar bagai seekor keledai mengitari kincir. Kemudian para penghuni Neraka berkumpul dan berkata padanya: "Hai fulan, apa yang terjadi padamu?" Bukankah engkau pernah memerintah pada kebaikan danmencegah dari kemungkaran?! Maka ia menjawab: "Aku pernahmemerintahkan kalian pada kebaikan, tapi aku tidak melakukannya. Dan aku juga pernah melarang kalian dari perbuatan jelek, tapi aku melakukannya."

Aku berlindung kepada Allah –wahai ayah tercinta- semoga engkau tidak termasuk dari mereka, dan kondisimu tidak seperti kondisi mereka.



[14 jan 2009, diah a]

0 comments: