.

SELAMAT TAHUN BARU 2010 M

Friday, October 31, 2008

Antara Uang Seribu dan Seratus Ribu Rupiah

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama
tapi
mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI
dengan bahan
dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang
seribu dan
seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan
menarik.

Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan
seratus
ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang
berbeda.

Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :

"Ya, ampuunnnn………. darimana saja kamu, kawan? Baru
tiga bulan kita
berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet
dan….. bau!

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan
…. Ada apa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan
perasaan
nelangsa.

Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

"Ya, beginilah nasibku, kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya
tiga
hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus

Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang
kumal.
Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam.

Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi,
aku
dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman
di laci
tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong
tukang nasi
uduk, dari sana
saya hijrah ke kemben Inang-inang.

Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau,
kumal,
lusuh, karena sering dilipat-lipat,
digulung-gulung,
diremas-remas…….

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:

"Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali
dengan
pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku
disimpan di
dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke
dompet seorang
wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana
, aku lalu
berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5,
masuk ke
restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu
pejabat, dan
di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang
bagus. Jarang deh
aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan…… aku jarang lho
ketemu
sama teman-temanmu."

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :

"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang
nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga
daripada
kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau
di
tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di
tempat-tempat
itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana….." [by diah a]